Cerita Jadi Karyawan Google yang Bikin Iri

Jakarta - Beberapa kali Google dinobatkan sebagai tempat kerja terbaik di Amerika Serikat. Bukan tanpa alasan memang, raksasa internet ini dikenal memanjakan para karyawan, sebuah faktor yang menunjang kesuksesannya.

Seperti apa proses penerimaan karyawan di Google dan apa saja fasilitas yang bisa mereka nikmati? Simak pemaparan menarik berikut ini yang disarikan dari Kissmetrics.

Menerima Jutaan Lamaran

Setiap tahun, Google menerima lebih dari 2,5 juta pelamar. Atau kira-kira 6.849 lamaran masuk setiap hari. Berarti pula, Google perlu meneliti satu lamaran tiap menitnya. Sebuah bukti betapa banyak orang yang bermimpi jadi karyawan Google.

Persaingannya memang sangat ketat. "Tiap tahunnya, hanya sekitar satu persen dari seluruh pelamar yang diterima. Jadi banyak orang yang sangat sukses di pekerjaannya sekarang atau mereka yang sangat berbakat pun belum bisa diterima di Google," kata Don Dodge, karyawan Google yang menangani SDM.

Pertanyaan untuk calon karyawan yang akan diseleksi terkadang nyeleneh. Misalnya saja, berapa banyak bola golf yang muat dalam sebuah bus sekolah?

Kemudian ada pertanyaan seperti ini, ada delapan buah bola. Tujuh di antaranya punya berat sama, hanya satu yang berbeda. Menggunakan timbangan, bagaimana cara Anda menemukan bola yang lebih berat itu dalam dua kali kesempatan menimbang.

Pertanyaan wawancara itu mungkin kedengarannya tidak penting. Tapi jawaban dan cara berpikir kandidat akan membantu Google menemukan siapa yang paling pintar.

Fasilitas Melimpah Karyawan

Begitu seseorang diterima menjadi karyawan Google, dipastikan ia akan kegirangan dengan fasilitas melimpah yang dinikmatinya. Pendek kata, hampir semua kebutuhan karyawan akan ditanggung Google.

Sarapan, makan siang dan makan malam semuanya diberikan secara cuma-cuma oleh Google. Laundry, potong rambut, transportasi, sampai periksa gigi diberikan gratis. Di kantor, ada kolam renang, konsol game dan tempat gym yang juga bisa digunakan tanpa biaya sepeserpun.

Tak hanya itu, bahkan jika seorang karyawan Google meninggal dunia, ahli warisnya masih akan menerima separuh gaji karyawannya yang telah tiada tersebut selama 10 tahun.

Tentu saja Google harus memberikan biaya yang tidak sedikit untuk memberikan semua fasilitas itu. Tapi imbalannya, karyawan Google cenderung betah dan produktif. Bukan apa-apa, persaingan merekrut karyawan pintar di Silicon Valley sangat ketat. Jika tak diperlakukan dengan baik, bisa jadi mereka akan pindah ke perusahaan pesaing.

Namun demikian, tetap saja ratusan orang karyawan Google pindah ke rival seperti Facebook. Itulah mungkin risiko merekrut karyawan pintar, bisa jadi mereka cepat bosan dan membutuhkan tantangan baru, meskipun situasi pekerjaan sudah sangat nyaman.

Desain Tempat Makan dan Fasilitas Bagi Ibu Baru

Google rupanya juga melakukan riset untuk menentukan bagaimana mengoptimalkan pemberian fasilitas pada karyawan. Misalnya, antrean untuk makan harus sekitar 3 sampai 4 menit. Apa alasannya? Jika terlalu lama, banyak waktu terbuang. Tapi kalau terlalu cepat, para karyawan tidak punya kesempatan untuk mengobrol.

Kemudian jika ingin karyawan lebih banyak berinteraksi, buat meja makan yang cukup panjang sehingga bisa menampung lebih banyak orang. Di samping soal tempat makan ini, Google juga lebih memperhatikan karyawan perempuan yang sedang menjadi ibu baru.

Berdasarkan penelitian Google, perempuan dua kali lipat cenderung meninggalkan perusahaan dibanding pria, terutama ibu baru. Untuk mencegahnya, Google memberikan waktu cuti sampai 5 bulan bagi mereka yang baru melahirkan. Dan enaknya lagi, mereka tetap dibayar penuh!

Hasil lain yang ditemukan adalah, karyawan baru akan lebih loyal jika saat mereka masuk langsung disapa dengan baik oleh atasannya. Misalnya, "Hai, senang bertemu dengan Anda, kamu sekarang berada di timku,". Menurut Google, sambutan semacam ini akan meningkatkan produktivitas sampai 15%.

Google di Bawah Kepemimpinan CEO Larry Page

Pada April 2011, Larry Page menjadi CEO Google yang sudah menjadi perusahaan raksasa. Tapi ada beberapa masalah seperti produk yang terlalu banyak dan rumitnya birokrasi. Akibatnya, cukup banyak karyawan yang merasa kurang berkembang dan pindah. Page pun coba memperbaikinya.

Ia memangkas beberapa produk yang dinilai tidak berhasil. Birokrasi juga dipangkas. Tapi Google tetap akan banyak bereksperimen membuat produk baru, karena begitulah kebiasaan mereka. Larry Page menegaskan Google beda dengan Apple yang hanya menelurkan sedikit produk.

"Anda mungkin mengatakan bahwa Apple hanya mengerjakan sesuatu yang sedikit sekali dan hal ini cukup berhasil untuk mereka. Tapi saya pikir hal itu tidak memuaskan. Saya pikir ada banyak kesempatan agar teknologi digunakan untuk membuat kehidupan orang lebih baik," kata dia.

"Di Google, kami mungkin baru menggarap 0,1% dari semua kesempatan itu. Dan semua perusahaan teknologi mungkin baru menggarap 1%. Artinya masih ada 99% area yang masih perawan. Investor memang selalu cemas, oh Anda akan menghabiskan terlalu banyak untuk hal-hal gila itu. Tapi hal hal itu yang sekarang terbukti banyak diminati, sebut saja YouTube, Chrome, Android," tambah dia.

Page pun banyak mengembangkan proyek baru di Google. Sebut saja mobil yang bisa berjalan otomatis dan balon internet untuk menjangkau wilayah-wilayah terpencil. Semuanya dengan melibatkan kreativitas dan kerja keras karyawan Google.




0 komentar:

Posting Komentar

Cerita Jadi Karyawan Google yang Bikin Iri